Selasa, 12 Desember 2023

Hujan


Hujan dan diri q sendiri
Di balik rintik hujan yang turun dengan deras, akan selalu ada sebuah senyuman yang merekah di pipi merah." "Hujan selalu membawa ketenangan. Namun diriku selalu menyukainya, meski aku tahu hujan membawa pergi sinar matahari dan membawa kegelapan." "Tiap tetes air hujan yang merdu berbisik lembut. Hujan selalu menyanyikan melodi alamnya yang membuatku merindu untuk mencium bau tanah yang basah." "Hujan yang jatuh saat ini meletup keras di atas kepala. Menyegarkan kembali ingatanku terhadap luka yang kau beri. Seseorang yang kalian sebut lelaki." "Langit menjatuhkan tetesan air hujan yang sedih, sakit, dan tak mampu menghapuskan dosa, apalagi kenangan."
Di dinding ini ku titipkan seribu langir jika hujan aku bersembunyi, jika panas aku berteduh dari kejarannya yang lepas." "Aku ingin menjadi payung untuk sesekali saja. Bukan berarti aku kuat menghadapi tajamnya air hujan yang membasahiku, aku hanya ingin kau selalu berteduh di dalam hatiku." "Jika hujan membawa kerinduan, lebih baik saya rebahan hingga ketiduran." "Hujan yang menumbuhkan bunga. Keraskan kata-katamu bukan suaramu. Hidup ini penuh dengan keindahan. Perhatikan sekelilingmu, lebah kecil, anak kecil, dan wajah-wajah yang penuh senyuman, hirup aroma hujan, dan rasakan anginnya. Jalani hidupmu dengan penuh pengharapan. Berjuanglah untuk mimpi terbesarmu."

Hujan dan kehidupan

Usai hujan mereda, matahari pasti akan muncul menerangi bumi kembali. Seperti itulah kehidupan." "Semua orang di bumi ini ingin hidup bahagia, taka da kesedihan. Namun kau tak akan pernah dapat melihat pelangi bila tak ada hujan." "Semua pasti akan menjadi lebih baik. Saat ini mungkin Anda sedang menghadapi hujan, namun ingatlah bahwa hujan juga akan berhenti pada waktunya." "Jika rintik hujan tak mampu menghapus kekeringan di bumi jiwaku dan kesedihanku, maka aku berharap agar matahari kelak mampu membawaku kepada mimpi baru." "Ketenangan bukanlah berdiri di bawah payung ketika hujan, tetapi saat kamu mampu menari di bawah hujan. 
Pelangi yang muncul setelah hujan menjadi janji alam jika masa buruk telah berlalu dan masa depan akan selalu baik-baik saja." "Pernahkah kau membayangkan, sehebat apa embun yang dibasuh hujan tiap hari?" "Jika kau menyukai pelangi, maka kau harus melawan lebatnya hujan dan petir yang suatu saat akan selalu menyambar hatimu." "Tanpa hujan, kau tidak akan pernah dapat merasakan hangatnya mentari pagi." "Tanpa hujan, tak ada tanaman yang tumbuh. Belajarlah pada tumbuhan yang selalu berterima kasih kepada awan yang mendung.

Hujan dan kepergian

Hujan yang datang benar - benar mendamaikan hati dan perasaanku, begitu juga cintamu. Namun, aku membenci saat hujan pergi. Apakah itu pertanda bahwa cintamu juga akan pamit?" "Hujan dan cintamu adalah campuran rindu yang pas. Kita akan bersama-sama menikmatinya sebagai hidangan yang paling lezat di dunia." "Aku selalu menitipkan rindu pada hujan yang selalu lewat di depan kaca jendelaku." "Kepada hujan yang membasahi bumiku, dinginnya juga tak kunjung usai. Seperti rinduku yang juga tak pernah usai." "Diriku merindukanmu seperti bumi memandang awan. Selalu ada kata rahasia yang mendoakanmu agar terjadi hujan
Langit dan awan adalah candu. Terangnya membawa riang, hujannya membawa rindu yang menggebu." "Hatiku menyampaikan rindunya melalui hujan. Dia mewakili perasaan lewat tetesan." "Kamu itu seperti hujan. Rindu adalah gerimis yang tak kunjung mereda. Gerimis yang selalu melilitkan hatimu ke dalam anganku. Selalu." "Saat mendung berakhir dengan hujan, itulah yang disebut takdir. Tetapi jika mendung dalam pikiran mampu menyingkirkan kebahagiaan, itulah kerugian." "Rasa sakit kehilanganmu akan mengalir layaknya air hujan yang mengisi setiap sungai dan lautan. Tak peduli, cintaku akan selalu hadir menemani jiwamu yang tak pernah padam.



Meniti Hidup Tanpa Bayang-Bayang

Di bawah langit yang sama, aku melangkah. Tak menoleh pada bayang-bayang orang lain. Jejak ku....jejakku sendiri tak terbagi di ...